JUKNIS ASESMEN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER
POS ANBK 2021
PembaTIK kepanjangan dari Pembelajaran berbasis TIK merupakan program Peningkatan Kompetensi guru yang mengacu pada kerangka kerja peningkatan kompetensi TIK Guru UNESCO.
Ini adalah materi matematika yang akan dipelajari selama semester ganjil kelas VIII.
Program pembelajaran yang dirancang untuk membantu para Guru/Kepala Sekolah/Pengawas SD, SMP, SMA/SMK, Guru/Kepala Sekolah SDLB, SMPLB, SMALB, dan PKBM sederajat dalam memahami tujuan, konsep dan bentuk pelaksanaan Asesmen Nasional, serta dapat menganalisis contoh asesmen literasi membaca dan numerasi pada Asesmen Kompetensi Minimum.
Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada murid. Guru Penggerak menggerakkan komunitas belajar bagi guru di sekolah dan di wilayahnya serta mengembangkan program kepemimpinan murid untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Fasilitator : Drs. Ahmad Sutardi, M.M.Pd [FAS10]
Pengajar Praktik : Irwan Kurniawan, M.Pd [PP27]
Calon Guru Penggerak : Fika Muji Fadhillah, M.Pd
Pendidikan merupakan sebagai tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Ki Hadjar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama.
Jika diibaratkan peran Guru atau pendidik seperti seorang petani. Siswa ibarat benihnya. Sekolah sebagai lahannya. Petani hanya dapat menuntun tumbuhnya benih yang di tanam. Petani tidak dapat memaksa agar benhi tersebut tumbuh menjadi tumbuhan lainnya. Begitupun dengan Guru / pendidik. Pendidik hanya bisa menuntun dan merawat tumbuh kembangnya anak sesuai dengan kodratnya.
Pendidikan bertujuan untuk menuntun bagi seluruh kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Menurut Ki Hadjar Dewantara pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman kodrat alam, kita sebagai pendidik harus memberikan teladan yang baik dengan harapan siswa dapat meneladaninya demi membentuk karakter siswa. Sedangkan kodrat zaman yaitu, pada pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 apalagi ditengah situasi pandemi ini anak dituntut untuk bisa menguasai IT sebagai salah satu sarana untuk mensukseskan pendidikan di Indonesia.
Kita sebagai pendidik atau guru, harus melaksanakan semboyan pendidikan seperti yang diungkapkan Ki Hadjar Dewantara, yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho (di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karso (di tengah membangun semangat dan nilai - nilai), Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan dan menuntun perjalanan Pendidikan anak didiknya). Dalam pelaksanaanya, pendidik harus berkolaborasi dengan berbagai pihak baik pihak sekolah, keluarga maupun masyarakat (Tri Pusat Pendidikan).
Dasar pendidikan selanjutnya ialah penanaman Budi Pekerti atau pengembangan karakter. Menurut KHD, budi pekerti adalah perpaduan harmonis antara pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat. Budi pekerti merupakan kunci untuk mencapai keselarasan dan keseimbangan hidup.
Sintesis Berbagai Materi
Perubahan
pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini
Penerapan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD
Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Menurut KHD, pengajaran (onderwijs) adalah bagian dari Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), “pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”.
Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.
Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”
Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan. Anak-anak itu bagaikan bulir-bulir jagung yang ditanam. Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani. Demikian sebaliknya, meskipun biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta ‘tangan dingin’ pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.
Dalam proses ‘menuntun’ anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.
KHD juga mengingatkan para pendidik untuk tetap terbuka namun tetap waspada terhadap perubahan-perubahan yang terjadi, “waspadalah, carilah barang-barang yang bermanfaat untuk kita, yang dapat menambah kekayaan kita dalam hal kultur lahir atau batin. Jangan hanya meniru. Hendaknya barang baru tersebut dilaraskan lebih dahulu”. KHD menggunakan ‘barang-barang’ sebagai simbol dari tersedianya hal-hal yang dapat kita tiru, namun selalu menjadi pertimbangan bahwa Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
KHD menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”
KHD mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut
“Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21)
KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya melihat kodrat diri anak dengan selalu berhubungan dengan kodrat zaman. Bila melihat dari kodrat zaman saat ini, pendidikan global menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 dengan melihat kodrat anak Indonesia sesungguhnya. KHD mengingatkan juga bahwa pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan irama yang dimaksudkan oleh KHD adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri.
Menurut KHD, budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Sedih merupakan perpaduan harmonis antara cipta dan karsa demikian pula Bahagia.
Lebih lanjut KHD menjelaskan, keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Keluarga merupakan tempat bersemainya pendidikan yang sempurna bagi anak untuk melatih kecerdasan budi-pekerti (pembentukan watak individual). Keluarga juga menjadi ruang untuk mempersiapkan hidup anak dalam bermasyarakat dibanding dengan pusat pendidikan lainnya.
Alam keluarga menjadi ruang bagi anak untuk mendapatkan teladan, tuntunan, pengajaran dari orang tua. Keluarga juga dapat menjadi tempat untuk berinteraksi sosial antara kakak dan adik sehingga kemandirian dapat tercipta karena anak-anak saling belajar antar satu dengan yang lain dalam menyelesaikan persoalan yang mereka hadapi. Oleh sebab itu, Peran orang tua sebagai guru, penuntun dan pemberi teladan menjadi sangat penting dalam pertumbuhan karakter baik anak.
Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada murid. Guru Penggerak menggerakkan komunitas belajar bagi guru di sekolah dan di wilayahnya serta mengembangkan program kepemimpinan murid untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Untuk menjadi Guru Penggerak, Guru harus mengikuti proses seleksi dan pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan. Selama proses pendidikan, calon Guru Penggerak akan didukung oleh Instruktur, Fasilitator, dan Pendamping yang profesional.
Guru Penggerak harus lulus seleksi dan mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak. Program ini akan menciptakan guru penggerak yang dapat:
Mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi dan kolaborasi secara mandiri
Memiliki kematangan moral, emosi dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik
Merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua
Berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid
Mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar sekolah
Guru Penggerak diharapkan menjadi katalis perubahan pendidikan di daerahnya dengan cara:
1. Tulisan Reflektif Kritis
Apa yang ada Anda ketahui tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan pengajaran?
Ki Hadjar membedakan antara pendidikan dan pengajaran. Pendidikan adalah tuntutan bagi seluruh kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Itulah dasar yang harus diperhatikan dalam Pendidikan dan itu diluar kecakapan dan kehendak kaum pendidik. Sedangkan pengajaran adalah Pendidikan dengan cara memberi ilmu atau pengetahuan agar bermanfaat bagi kehidupan lahir dan batin.
Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya.
Ki Hadjar Dewantara memperkenalkan sistem persekolahan yang bertumpu pada 3 gagasan utama, yaitu:
a. Taman siswa. Taman identik dengan tempa bermain yang menghadirkan kegembiraan dan keindahan untuk pengunjung. Taman siswa adalah sistem persekolahan yang menjadi tempat bermain untuk siswa, dimana siswa diberikan kemerdekaan untuk tumbuh dan berkembang, belajar sesuai keinginan dan kemampuan siswa yang dilengkapi dengan dukungan dalam proses belajar siswa oleh pengajar sesuai kebutuhan masing - masing siswa secara individu.
b. pamong dianalogikan sebagai petani yang menanam padi. dimana petani tidak dapat menentukan ke arah mana padi akan berkembang.
c. among adalah menitikberatkan siswa sebagai target utama serta prioritas utama yang harus dilayani dan pengajar yang berfungsi sebagai fasilitator menyediakan tuntunan, kepedulian dan kasih sayang. Selain itu prinsip among di dasarkan pada dua hal, pertama kemerdekaan siswa untuk belajar, kedua belajar yang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa secata alamiah terbentuk.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan yang unik, berdasarkan budaya Indonesia, berkontribusi signifikan terhadap pendidikan yang kita nikmati saat ini, juga menjadi dasar lahirnya kebijakan Merdeka Belajar.
Apa relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini dan konteks pendidikan di sekolah Anda secara khusus?
Relevansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini adalah pendidikan harus memerdekakan dan pengajaran harus ke arah kecerdasan budi pekerti. Sesuai dengan pendapat Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan tidak boleh dimaknai sebagai paksaan. Pendidikan harus mengedepankan proses untuk siswa mampu berkreasi dan mengatur dirinya sediri dalam belajar. Saat ini perlu merapkan pendidikan dan pengajaran yang mengacu pada keterampilan abad 21 dan penerapan konsep merdeka belajar.
Apakah Anda merasa sudah melaksanakan pemikiran KHD dan memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru?
Selama ini saya berusaha untuk menerapkan konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru, diantaranya dengan cara saya merancang kegiatan belajar mengajar di masa pandemi Covid 19 ini dengan menerapkan model pembelajaran blended learning dengan menggunakan media interaktif, pembelajaran yang tidak hanya memeberikan materi dan membuat siswa bosan, pemeblajaran yang saya terapkan dengan berpusat pada siswa sehingga pembelajaran tersebut membuat siswa dan guru kreatif untuk mencapai pengetahuan.
2. Harapan dan EkspektasiApa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini?
Harapan saya sebagai seorang pendidik adalah :
Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini
Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?
Kegiatan yang diharapkan adalah kegiatan berkolaborasi, saling bertukar pikiran dalam pemahaman materi, saling menghargai dalam mengemukakan pendapat.
Materi yang di harapkan adalah materi yang mudah dipahami, menarik, materi yang berkaitan dengan pendidikan di masa Pandemi sehingga dapat diterapkan dalam proses pembelajaran saat ini.
Manfaat yang saya harapkan adalah dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang materi yang ada pada modul ini serta saya dapat menerapkan materi yang telah saya pelajari pada modul ini pada siswa ketika proses pembelajaran.
Materi Pokok: "Pola Bilangan"
Sub Materi Pokok: "Pola Bilangan Ganjil"
A. KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI DASAR PENGETAHUAN:
3.1. Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek.
KOMPETENSI DASAR KETERAMPILAN:
4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek
B. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah pembelajaran selesai diharapkan peserta didik mampu:
1. Mengidentifikasi pola pada barisan konfigurasi objek pola bilangan ganjil yang benar.
2. Menjelaskan keterkaitan antar suku-suku pola bilangan atau bentuk-bentuk konfigurasi objek pola bilangan ganjil yang benar.
3. Membuat generalisasi pola dari suatu konfigurasi objek pola bilangan ganjil dengan kreatif.
4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan konfigurasi objek pola bilangan ganjil dengan tepat.
C. MATERI:
Apakah yang kalian ketahui dari gambar di bawah ini?
Ayo kita lihat tayangan video dari YouTube berikut ini.Apakah pola bilangan ganjil selalu mempunyai aturan?
Pola bilangan ganjil adalah pola bilangan yang terbentuk dari bilangan - bilangan ganjil. Sedangakan pengertian bilangan ganjil adalah suatu bilangan asli yang tidak habis dibagi dua ataupun kelipatannya.